Vinicunca di Peru
Seperti dikutip dari laman Dream.co.id, Kamis (26/07/2018), dengan nama asli Vinicunca, tempat ini telah masuk ke rekomendasi perjalanan yang harus dikunjungi di jajaran Pegunungan Andes yang tersohor itu. Pegunungan ini bisa jadi kaya akan warna karena es yang menutupinya meleleh dan tanah terus mengikis. Lapisan mineral yang mencair itu meninggalkan garis warna-warni di sepanjang punggung bukit.
Warna-warna yang timbul juga memiliki penjelasan masing-masing. Warna merah muncul karena teroksidasi besi (alias karat). Kuning terjadi karena kehadiran sulfida besi. Sedangkan ungu kecoklatan berasal dari goetit atau limonit yang teroksidasi. Dan hijau dari klorit (bukan vegetasi).
Agar bisa tiba di sana, ada beberapa pilihan pertama, kamu harus pergi ke Cusco dengan mengambil penerbangan lanjutan dari ibu kota Peru, Lima. Dari Lima, lanjutkan dengan naik bus selama tiga jam (biayanya sekitar Rp 450 ribu per orang). Untuk mencapai tempat dan mendapatkan spot paling mengesankan, Kamu harus mendaki jalan setapak yang kurang dari enam mil saat naik dan turun.
Kamu disarankan datang di jam 3.30 pagi untuk mendapatkan pemandangan yang mengagumkan. Saat cuaca cerah Kamu bisa benar-benar jelas menyaksikan gunung dengan warna-warni pelangi yang bergelombang ini.
Kendati ketinggian dapat menjadi faktor yang menantang bagi beberapa pejalan kaki, Kamu bisa menghabiskan beberapa hari di Cusco terlebih dahulu sebelum berkunjung ke tempat ini. Karena akan membantu Kamu menyesuaikan diri dengan kondisi di sana.
Zhangye Danxia di China
Lain halnya dengan gunung pelangi yang ada di wilayah China. Gunung tersebut merupakan bagian dari Zhangye Danxia Landform Geological Park yang terletak di provinsi Gansu, China, dengan luas sekitar 300 kilometer. Bukit dan lembahnya terdiri dari lapisan warna merah, biru, hijau zamrud, coklat dan kuning.
Selama bertahun-tahun, ahli geologi telah mempelajari bentuk-bentuk lahan unik Taman Nasional Zhangye Danxia untuk memahami proses pembentukan lanskap yang penuh warna ini. Penelitian mengungkapkan bahwa tanah di daerah itu pada awalnya sebagian besar datar dan terdiri dari lapisan batu pasir dan batu lanau dari periode cretaceous. Namun, ketika lempeng Eurasia dan India bertabrakan, kekuatan tumbukan tersebut memulai proses orogenik di wilayah tersebut. Ketika tanah datar membentuk gunung lipat, lapisan batuan sedimen yang terkubur menjadi terbuka. Erosi juga semakin merusak lapisan atas batuan siliciclastic, mengungkapkan lapisan internal sedimen. Warna-warna lanskap disebabkan oleh adanya berbagai mineral seperti hematit (merah), limonit (coklat), geothite dan besi sulfida (kuning), dan klorit (hijau). Mineral-mineral ini disemen ke pori-pori batu pasir oleh aksi air tanah yang diendapkan.
Daerah tersebut tak memiliki tumbuhan atau hewan apapun karena kondisi tanahnya yang tandus. Buku ‘Miracles of Al-Qur’an & As-Sunnah’ menjelaskan mengenai hal ini.
Mengutip laporan OkeZone.com, formasi batuan itu kemudian mengalami pergeseran lempeng tektonik yang juga membentuk Gunung Himalaya. Hujan dan angin yang melanda daerah itu selama jutaan tahun turut andil dalam membentuk ceruk, lembah, dan pola warna Zhangye Danxia.
Kabarnya, gunung ini akan menampilkan warna yang berbeda tergantung pada kondisi cuaca. Selain gunungnya yang berwarna-warni, Zhangye Danxia juga memiliki gua-gua yang tersembunyi di balik perbukitan. Karena keunikan kondisi alamnya tersebut, World Heritage Committee UNESCO memasukkan gunung ini dalam daftar Situs Warisan Dunia pada 2010.
Fakta bahwa terdapat gunung berwarna-warni telah disebutkan sejak Alquran diturunkan sekira 14 abad lalu.
“Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. Dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat,” Surah Fatir Ayat 27.
Tidak ada komentar:
Write coment�rios